Seorang guru dituntut memiliki minimal dua
kompetensi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kompetensi tersebut adalah
kompetensi yang bersifat administrasi dan non administrasi. Kompetensi yang bersifat
administrasi digunakan untuk kontrol dalam proses pembelajaran, membantu guru
pengganti dan menambah nilai angka kredit. Sedangkan kompetensi yang bersifat
non administrasi sebenarnya yang lebih penting dalam menentukan keberhasilan
proses pembelajaran dan lebih dominan. Di antaranya adalah keterampilan
mengetahui karakteristik belajar siswa. Memang dalam sistem pembelajaran ada
program remidial dan pengayaan untuk perbaikan dan peningkatan prestasi siswa.
Namun program tersebut tidak akan berjalan lancar bila hanya semata-mata
menjalankan program saja tanpa melihat keheterogenan siswa.
Terkadang guru sering salah paham dengan
siswa berkenaan dengan gaya belajar mereka. Seorang guru terkadang marah bila
ada seorang siswa yang kurang memperhatikan pelajaran yang sedang disampaikan.
Atau guru dengan mudahnya memvonis seseorang siswa itu pandai atau bodoh. Atau
siswa itu rajin atau malas dalam belajarnya. Barangkali itu terjadi karena
ketidaktahuan guru dengan keheterogenan dari karakteristik belajar siswa.
Barangkali kita kenal dengan Albert Einstein, ia dicap oleh gurunya sebagai
siswa yang idiot ternyata bersamaan waktu berjalan beliau tercatat dalam
sejarah sebagai seorangan fisikawan terbesar abad 20 .Dalam buku Quantum
Learning atau Quantum Teaching (diterjemahkan oleh Penerbit Kaifa Bandung)
dijelaskan tentang karakteristik belajar seseorang atau gaya belajar seseorang.
Dalam buku tersebut diuraikan bahwa siswa memiliki tiga tipe belajar atau
kombinasi dari ketiganya yaitu tipe visual, tipe auditorial dan kinestetik. Ketiga tipe ini memiliki ciri khas dan
penanganan khusus pula.
Gaya belajar tipe
visual adalah gaya belajar yang dominan mengandalkan visual. Ia memiliki ciri seperti :
- Berbicara dengan cepat
- Pengeja yang baik
- Teliti terhadap yang detail
- Pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca ketimbang dibacakan
- Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
- Pelupa dalam menyampaikan pesan verbal
- Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat
- Senang terhadap seni daripada musik
- Sukar atau tidak pandai memilih kata-kata ketika berbicara
- Senang memperhatikan melalui demonstrasi daripada ceramah.
- Pembawaannya rapi dan teratur.
- Suka mengantuk bila mendengarkan penjelasan yang panjang lebar
Penanganan
belajarnya adalah dengan dibantu kombinasi peraga visual, gambar atau
simbol-simbol.
Gaya belajar tipe
auditorial adalah gaya belajar yang dominan mengandalkan auditorial atau
pendengaran. Ia memiliki ciri seperti :
- Berbicara dengan diri sendiri (Jw : gremengan) saat bekerja
atau belajar
- Menggerakkan bibir mereka ketika membaca dan mendengarkan.
- Pandai dalam menyampaikan pesan verbal
- Dapat mengulangi dan meniru nada, birama atau warna suara
tertentu ketika bercerita.
- Memiliki kesulitan ketika menulis tapi pandai bercerita
dan fasih ketika berbicara
- Senang berdiskusi, berbicara dan menjelaskan sesuatu dengan
panjang lebar Lebih senang musik dari pada seni yang melibatkan visual
Penanganan
belajarnya adalah sering diajak diskusi atau menyampaikan sesuatu atau
pendapatnya mengenai pelajaran.
Gaya belajar tipe
kinestetik adalah gaya belajar yang dominan praktek atau eksperimen atau yang
dapat diujicoba sendiri. Ia memiliki ciri seperti :
- Berbicaranya dengan perlahan dan cermat
- Ketika berbicara dengan seseorang biasanya ia menyentuh atau
memegang orang yang diajak berbicara atau tangannya sibuk dengan memainkan
sesuatu umpama pena.
- Berorientasi pada fisik dan banyak gerak
- Mengahafal sambil berjalan dan melihat
- Belajar melalui manipulasi atau praktik
- Senang berkreasi
- Banyak menggunakan isyarat tubuh
- Tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama
- Kemungkinan besar tulisannya jelek
- Tertantang dengan suatu aktivitas yang menyibukkan dan selalu
ingin mencoba atau bereksperimen sendiri.
- Senang dengan aktivitas fisik, olahraga atau kerja praktik
Penanganan
belajarnya adalah sering dibantu dengan melibatkan mereka dalam belajar secara
langsung atau praktik. Khusus untuk tipe ini biasanya prestasi mereka di bawah
rerata dan kompensasinya biasanya mereka agak sedikit sebagai pembuat keributan
tetapi mereka menonjol di bidang seni/art, olahraga atau ketrampilan.
Dengan mengetahui
karakteristik belajar siswa ini guru akan dapat memberikan bekal kepada
siswanya untuk dapat menghadapi perubahan cara atau pola belajar di tiap
jenjang pendidikan. Siswa tidak akan mengalami shock
study terhadap perubahan pola pembelajaran tersebut. Dan yang jelas dapat
menangani keheterogenan cara belajar siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar