Minggu, 09 Desember 2012

Pendidikan Karakter, Pemerintah Jangan Hanya Berteori



JAKARTA - Sejak diluncurkan enam tahun lalu, program pendidikan karakter yang diusung pemerintah belum juga menampakkan hasil. Salah satu buktinya, tawuran pelajar kian merajalela.

Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rohmani menegaskan, konsep pendidikan karakter yang digadang-gadang pemerintah masih sebatas teori, bahwa hal tersebut sangat penting bagi Indonesia. Pemerintah pun, kata Rohmani, seharusnya tidak sekadar berteori tentang pendidikan karakter dan membuat program yang jelas dalam membangun karakter generasi muda bangsa.

Rohmani membeberkan, salah satu bukti pendidikan karakter yang diusung pemerintah hanya sebatas teori adalah kian maraknya tawuran pelajar. Sepanjang 2012 saja, sudah ada 18 korban jiwa akibat tawuran pelajar.

"Hampir setiap kementerian memiliki program pendidikan karakter. Namun tak satu pun yang menyentuh persoalan. Saya mulai curiga jika pemerintah tak memahami hubungan pendidikan karakter dengan esensi pendidikan," kata Rohmani, dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone, Senin (1/10/2012).

Perwakilan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengimbuh, sejak wacana pendidikan karakter muncul enam tahun lalu, pendidikan karakter hanya bersifat seremonial dan menjadi proyek bagi birokrat terkait. Padahal, kata Rohmani, pendidikan karakter bukan sekadar pengetahuan. Namun, selama ini pendidikan karakter di Tanah Air hanya  sekadar wawasan.

"Pemerintah harus mengubah strategi pendidikan karakter. Model seminar harus ditinggalkan. Pendekatan pendidikan ekstrakurikuler harus  ditingkatkan," tegasnya.
(rfa)

Sumber: okezone.com

Kearifan Lokal & Perspektif Global dalam Pendidikan



JAKARTA - Era globalisasi memungkinkan terjadinya perubahan yang sangat cepat di berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Namun, tidak jarang perubahan tersebut bersifat paradoks bagi sebuah negara.

Menyadari pentingnya kerjasama antara ahli pendidikan dan praktisi pendidikan dari seluruh dunia untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar seminar internasional untuk membahas tentang tren pendidikan terkini. Pada seminar bertajuk "International Conference on Current Issues in Education" (ICCIE 2012) diangkat tiga tema utama, yaitu "Studi Komparatif: Isu Global dan Lokal", "Isu Agama dan Moral dalam Dunia Pendidikan", dan "Sosiokultural dalam Pendidikan".

Seminar yang merupakan rangkaian Dies Natalis UNY ke-48 ini terselenggara berkat kolaborasi Jurusan Filsafat Sosiologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dengan program S-3 Ilmu Pendidikan Program Pascasarjana UNY. Pada acara yang berlangsung selama dua hari tersebut, hadir ahli pendidikan dari berbagai negara seperti, Filipina, Belanda, Jepang, Bangladesh, Singapura, Iran, India, Taiwan, Nigeria, dan Afghanistan.

Rektor UNY Rochmat Wahab yang didapuk sebagai keynote speaker memaparkan materi mengenai isu terkini tentang pendidikan. Dia menyebut, terdapat lima faktor penting dalam pendidikan, yaitu sekolah, keluarga, komunitas, lembaga keagamaan, dan media massa. "Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan seseorang menjadi manusia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan yang terintegrasi secara komprehensif sangatlah diperlukan," ujar Rochmat, seperti dinukil dari situs UNY, Senin (24/9/2012).

Dia menyimpulkan, sistem pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menciptakan suatu insan dalam menjaga kearifan lokal sekaligus memiliki perspektif global. "Untuk pendidikan yang lebih baik, kita memerlukan demokratisasi pendidikan, pendidikan multikultural, dan pendidikan perdamaian. Dalam mempersiapkan generasi mendatang, kita membutuhkan pendidikan yang lebih kreatif dan e-education," imbuhnya.(mrg)

Indeks Pendidikan RI Rendah, Jangan Salahkan Mendikbud



JAKARTA - Setiap tahun, badan PBB yang membawahi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO), mengeluarkan data indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI). Tahun lalu, Indonesia menempati posisi ke-69 dari 127 negara. Indeks ini jauh lebih rendah dibandingkan Brunei Darussalam (34), dan terpaut empat peringkat dari Malaysia (65).

Rendahnya EDI Indonesia ini disebabkan rendahnya nilai Indonesia pada empat parameter penilaian yakni keterjangkauan dan ketersediaan akses pendidikan, termasuk angka partisipasi kasar (APK) jenjang pendidikan dasar; tingkat melek aksara pada kelompok usia 15 tahun ke atas; kesetaraan jender dalam melek literasi; dan kualitas pendidikan yang di antaranya diukur dari tingkat kelulusan, kemampuan baca tulis hitung (calistung), dan rasio murid-guru,

Menurut Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Profesor Soedijarto, rendahnya EDI Indonesia tersebut dikarenakan pemerintah tidak memberikan perhatian sungguh-sungguh pada pendidikan nasional. "Jangan salahkan menteri (pendidikan dan kebudayaan), tetapi pemerintah dan DPR. Tanyakan, mengapa mereka tidak memberikan perhatian sungguh-sungguh untuk menjalankan amanat konstitusi tentang pendidikan nasional?" ujar  Soedijarto tegas, ketika berbincang dengan Okezone, Selasa (23/10/2012).

Salah satu bukti pemerintah tidak memberikan perhatian sungguh-sungguh dalam pendidikan nasional, kata Soedijarto, adalah pada
jenjang pendidikan dasar. Dia menjelaskan, pasal 31 ayat 2 UUD 1945 dengan jelas meyebutkan bahwa, "Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya." Namun, imbuhnya, pemerintah hanya memberikan bantuan operasional sekolah (BOS), bukan membiayai pendidikan dasar secara penuh.

"Ini yang harusnya dipertanyakan, mengapa hanya bantuan, bukan pembiayaan penuh. Dan menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud) tidak salah, karena dia hanya mengelola dana pendidikan yang diberikan pemerintah kepada institusinya," tutur Soedijarto.

Mantan Kepala Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan BP3K Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1975-1981) itu menilai, rendahnya EDI Indonesia juga menunjukkan rendahnya komitmen pemerintah dalam menjalankan roda pendidikan. "Pemerintah tidak pernah sepenuhnya ingin menjadikan pendidikan sebagai urat nadi bangsa," tandasnya.

Seharusnya, kata Soedijarto, masyarakat secara bersama-sama menekan pemerintah dan DPR untuk menerapkan pasal-pasal tentang pendidikan di UUD 1945. Jika amanat konstitusi diterapkan sebaik-baiknya, maka kualitas pendidikan nasional pun akan mengalami kemajuan.

"Konstitusi Indonesia sudah sangat baik dalam mengatur pendidikan nasional. Hanya saja, pemerintah dan DPR lupa pada amanat konstitusi itu," pungkasnya.(rfa)

Sumber: okezone.com

Kini Siswa SMA Boleh Pilih Mata Pelajaran Layaknya Kuliah




JAKARTA - Siswa jenjang SMA tahun depan akan dapat memilih mata pelajaran sendiri sesuai dengan minatnya masing-masing. Pola ini akan serupa dengan yang diterapkan di jenjang perguruan tinggi.

Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan, saat ini siswa SMA masih terjebak tiga kelompok yakni jurusan IPA, IPS dan Bahasa. Namun dalam kurikulum tahun depan, penjurusan ini akan dihilangkan dan diganti dengan kelompok peminatan. Ini artinya siswa yang memilih jurusan IPA boleh mengambil mata pelajaran dari jurusan IPS seperti Ekonomi, Sosiologi, Akuntansi dan Sejarah dan begitu pula sebaliknya dengan jurusan IPS dan Bahasa.

Namun pembebasan pilih mata pelajaran diakui Hamid masih belum final karena saat ini revisi kurikulum masih dalam tahap uji publik. "Hampir seluruh sekolah sudah online. Kalau mereka tidak setuju dengan kelompok peminatan, maka silakan beri usulan. Kami dorong ke peminatan karena tidak tertutup kemungkinan anak yang sudah masuk IPA tertarik pelajaran Ekonomi. Padahal anak IPA bagus juga jika mempelajari masalah ekonomi dan sosial sambil memperkuat kemampuan bahasanya," kata Hamid di gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin (3/12/2012).

Hamid menerangkan, kementerian melihat sarana prasana di sekolah perkotaan sudah bagus dan juga kebutuhan gurunya sudah terjamin sehingga wacana kelompok peminatan ini tidak akan terkendala. Berbeda dengan sekolah di perbatasan dan daerah terpencil yang masih butuh intervensi dari pemerintah maka tidak akan semudah itu melakukan kelompok peminatan di sekolah masing-masing.

Jika memang wacana ini terlaksana, ujarnya, pemerintah tidak akan tinggal diam karena konsekuensinya harus ada penambahan sarana dan prasarana. Oleh karena itu, penambahan fasilitas itu akan dilihat bukan dari jumlah sekolahnya melainkan jumlah rombongan belajarnya. Selain itu pemerintah akan menambah jumlah guru. Konsekuensinya, jumlah guru mata pelajaran yang tidak diminati siswa akan dikurangi. Namun hal ini akan dibahas lebih lanjut agar tidak menimbulkan konflik pada guru-guru tersebut.

Pada dasarnya, urai Politikus dari Fraksi Golkar ini, dewan meminta agar pemerintah menyusun kurikulum yang tidak membebani sisi kemandirian dan kemampuan siswa. Oleh karena dia meminta pemerintah dan DPR bersama-sama menyusun perubahan kurikulum ini yang sesuai dengan dinamika yang terjadi di masyarakat. “Keinginan publik ini harus tertampung semua. Jangan pemerintah membuat sendiri aturan yang ada sementara guru dan siswanya sendiri tidak siap," jelasnya.

Anggota Tim Inti pada Uji  Publik Pengembangan Kurikulum 2013 Said Hamid Hasan menerangkan, kelompok peminatan ini memang diperlukan karena kurikulum di SMA nanti siswa akan mengampu mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Oleh karena itu aka nada pengurangan mata pelajaran yang harus diikuti siswa. hal ini akan berdampak pada penambahan satu jam mata pelajaran per minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran ini. "Standar kompetensi siswa SMA harus memiliki kemampuan pikir dan tindakan yang efektif dan kreatif. terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri," tutur Pengamat Pendidikan dari UPI ini.(Neneng Zubaidah/Koran SI/rfa)

Sepi Peminat, Jurusan Bahasa SMA Tak Akan Dihapus



JAKARTA -  Jika dilihat dari kenyataan saat ini peminat jurusan IPA dan IPS di jenjang pendidikan SMA masih seimbang. Sementara itu, peminat jurusan Bahasa terus berkurang.

Meski demikian, menurut Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud Hamid Muhammad,  jurusan Bahasa tidak akan dihilangkan karena Bahasa itu harus menjadi suplemen utama pendidikan.

"Mengenai hal ini kementerian akan melakukan evaluasi mengapa jurusan ini mulai menurun peminatnya," kata Hamid.

Evaluasi ini juga akan merambah ke SMK, apakah penurunan beberapa jurusan di SMK itu terjadi karena dunia industri sudah tidak berminat lagi atau sebenarnya peluang kerjanya banyak namun kompetensinya sudah tidak sesuai.

"Kami akan lihat kompetensi-kompetensi baru yang muncul belakangan seperti Bio Technical. Kami akan panggil dunia industri untuk mencari tahu bidang apa saja yang dibutuhkan sampai 10 tahun ke depan. Apa saja kompetensi yang prospektif yang dibutuhkan industri. Setelah itu terkumpul maka hasilnya akan dijadikan bahan perubahan kurikulum di SMK," ujar mantan Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI) Kemendikbud ini.

Namun untuk jurusan di SMK seperti Pertanian, Peternakan dan Kelautan meski jumlah peminatnya menurun, dengan tegas Hamid menjawab, ketiganya akan tetap dihidupkan.

Wakil Ketua Komisi X DPR Syamsul Bachri mengaku belum mengetahu soal wacana kelompok peminatan di sekolah menengah atas ini. Akan tetapi komisi sudah membentuk panitia kerja (Panja) Kurikulum yang juga akan memanggil para pakar untuk membahas perubahan apa yang diperlukan dalam kurikulum baru yang akan mulai dilaksanakan pada tahun ajaran baru mendatang.(Neneng Zubaidah/Koran SI/rfa)

Sumber : okezone.com

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI




A.    Kekhasan / Keunikan Atom Karbon
o   Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi.
o   Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen yang relatif kuat.
o   Atom karbon dapat membentuk ikatan antar karbon; berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga.
o   Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).
o   Rantai karbon yang terbentuk dapat bervariasi yaitu : rantai lurus, bercabang dan melingkar (siklik).

B.    Kedudukan Atom Karbon
Dalam senyawa hidrokarbon, kedudukan atom karbon dapat dibedakan sebagai berikut :
·       Atom C primer        :  atom C yang mengikat langsung 1 atom C yang lain
·       Atom C sekunder    :  atom C yang mengikat langsung 2 atom C yang lain
·       Atom C tersier        :  atom C yang mengikat langsung 3 atom C yang lain
·       Atom C kuarterner  :  atom C yang mengikat langsung 4 atom C yang lain
Contoh :
Keterangan :
1o   = atom C primer ( ada 5 )
2o   = atom C sekunder ( ada 3 )
3o   = atom C tersier ( ada 1 )
4o   = atom C kuarterner ( ada 1 )

C.    Klasifikasi / Penggolongan Hidrokarbon (terdiri dari atom C dan H)
a.     Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya :
Ø Hidrokarbon jenuh        = senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal.
Ø Hidrokarbon tak jenuh   = senyawa hidrokarbon yang memiliki 1 ikatan rangkap dua (alkena) atau lebih dari 1 ikatan rangkap dua (alkadiena), atau ikatan rangkap tiga (alkuna).

b.     Berdasarkan bentuk rantai karbonnya :
§  Hidrokarbon alifatik       = senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka jenuh (ikatan tunggal) maupun tidak jenuh (ikatan rangkap).
§  Hidrokarbon alisiklik       = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar / tertutup (cincin).
§  Hidrokarbon aromatik   = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar (cincin) yang mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara selang-seling / bergantian (konjugasi).


D.    Skema Klasifikasi Hidrokarbon



ALKANA

o   Adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal.
o   Rumus umum alkana yaitu : CnH2n+2 ; n = jumlah atom C

Deret Homolog Alkana
Adalah suatu golongan / kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2.
Sifat-sifat deret homolog :
o    Mempunyai sifat kimia yang mirip
o    Mempunyai rumus umum yang sama
o    Perbedaan Mr ( massa molekul relatif ) antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o    Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya
Contoh :
Perhatikan Tabel 7.3 dari Buku Paket 1B halaman 50!

Tata Nama Alkana
Berdasarkan aturan dari IUPAC ( nama sistematis ) :
1)     Nama alkana bercabang terdiri dari 2 bagian :
o   Bagian pertama (di bagian depan) merupakan nama cabang
o   Bagian kedua (di bagian belakang) merupakan nama rantai induk
Contoh : Perhatikan Buku Paket 1B halaman 52!
2)     Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Jika terdapat 2 atau lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak.

3)     Rantai induk diberi nama alkana sesuai dengan panjang rantai ( tabel 7.3 halaman 50 )

4)     Cabang diberi nama alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan mengganti akhiran –ana menjadi –il. Gugus alkil mempunyai rumus umum : CnH2n+1 dan dilambangkan dengan R
Contoh :
Perhatikan Tabel 7.4 dari Buku Paket 1B halaman 53!

5)     Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 53! (bagian bawah)

6)     Jika terdapat 2 atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra, penta dst.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 54! (bagian atas)

7)     Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan urutan abjad dari nama cabang tersebut. Awalan normal, sekunder dan tersier diabaikan. Jadi n-butil, sek-butil dan ters-butil dianggap berawalan b-.
o   Awalan iso- tidak diabaikan. Jadi isopropil berawal dengan huruf i- .
o   Awalan normal, sekunder dan tersier harus ditulis dengan huruf cetak miring.

8)     Jika penomoran ekivalen (sama) dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih sehingga cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat nomor terkecil.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 54 (bagian bawah) dan 55 (bagian atas)!

Kesimpulan :
Berdasarkan aturan-aturan tersebut di atas, penamaan alkana bercabang dapat dilakukan dengan 3 langkah sebagai berikut :
1)     Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak.
2)     Penomoran, dimulai dari salah 1 ujung sehingga cabang mendapat nomor terkecil.
3)     Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang sesuai urutan abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,) antara angka dengan huruf dipisahkan dengan tanda jeda (-).
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 55-57!







Sumber dan Kegunaan Alkana
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi.
Kegunaan alkana, sebagai :
·       Bahan bakar
·       Pelarut
·       Sumber hidrogen
·       Pelumas
·       Bahan baku untuk senyawa organik lain
·       Bahan baku industri


ALKENA

o   Adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap dua (–C=C–). Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap 2 disebut alkadiena, yang mempunyai 3 ikatan rangkap 2 disebut alkatriena dst.
o   Rumus umum alkena yaitu : CnH2n ; n = jumlah atom C
Contoh :
Perhatikan Tabel 7.5 dari Buku Paket 1B halaman 60-61!

Tata Nama Alkena
1)     Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom C’nya sama), dengan mengganti akhiran –ana menjadi –ena.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 62! (bagian bawah)

2)     Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mempunyai ikatan rangkap.

3)     Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 63! (bagian tengah)

4)     Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka yaitu nomor dari atom C berikatan rangkap yang paling tepi / pinggir (nomor terkecil).
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 63! (bagian bawah)

5)     Penulisan cabang-cabang, sama seperti pada alkana.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 64!

Sumber dan Kegunaan Alkena
Alkena dibuat dari alkana melalui proses pemanasan atau dengan bantuan katalisator (cracking). Alkena suku rendah digunakan sebagai bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.

ALKUNA

o   Adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap tiga (–C≡C–). Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap 3 disebut alkadiuna, yang mempunyai 1 ikatan rangkap 2 dan 1 ikatan rangkap 3 disebut alkenuna.
o   Rumus umum alkuna yaitu : CnH2n-2 ; n = jumlah atom C
Contoh :
Perhatikan Tabel 7.6 dari Buku Paket 1B halaman 65!

Tata Nama Alkuna
o   Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran –ana menjadi –una.
o   Tata nama alkuna bercabang sama seperti penamaan alkena.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 67!

Sumber dan Kegunaan Alkuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (asetilena), C2H2. Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja.
Reaksi pembentukan etuna (asetilena) :
4 CH4 (g)  +  3 O2 (g)              2 C2H2 (g)  +  6 H2O (g)
CaC2 (s)  +  2 H2O (l)              Ca(OH)2 (aq)  +  C2H2 (g)


KEISOMERAN

Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi mempunyai struktur atau konfigurasi yang berbeda.
Struktur berkaitan dengan cara atom-atom saling berikatan, sedangkan konfigurasi berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul.
Keisomeran dibedakan menjadi 2 yaitu :
1)     Keisomeran struktur  :   keisomeran karena perbedaan struktur.
2)     Keisomeran ruang      :   keisomeran karena perbedaan konfigurasi (rumus molekul dan strukturnya sama).
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 71!

Penjelasan :
1)     Keisomeran Struktur
Dibedakan menjadi 3 yaitu :
a)     keisomeran kerangka    :  jika rumus molekulnya sama tetapi rantai induknya (kerangka atom) berbeda.
b)     keisomeran posisi         :  jika rumus molekul dan rantai induknya (kerangka atom) sama tetapi posisi cabang/gugus penggantinya berbeda.
c)     keisomeran gugus fungsi (materi kelas XII IPA).
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 72!
2)     Keisomeran Ruang
Dibedakan menjadi 2 yaitu :
a)     keisomeran geometri     :  keisomeran karena perbedaan arah (orientasi) gugus-gugus tertentu dalam molekul dengan struktur yang sama.
Keisomeran geometri menghasilkan 2 bentuk isomer yaitu bentuk cis (jika gugus-gugus sejenis terletak pada sisi yang sama) dan bentuk trans (jika gugus-gugus sejenis terletak berseberangan).
b)     keisomeran optik (materi kelas XII IPA).
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 73!


Ø Keisomeran pada Alkana
o   Tergolong keisomeran struktur yaitu perbedaan kerangka atom karbonnya. Makin panjang rantai karbonnya, makin banyak pula kemungkinan isomernya.
o   Pertambahan jumlah isomer ini tidak ada aturannya. Perlu diketahui juga bahwa tidak berarti semua kemungkinan isomer itu ada pada kenyataannya.
Misalnya :   dapat dibuat 18 kemungkinan isomer dari C8H18, tetapi tidak berarti ada 18 senyawa dengan rumus molekul C8H18.
o   Cara sistematis untuk mencari jumlah kemungkinan isomer pada alkana :
a)     Mulailah dengan isomer rantai lurus.
b)     Kurangi rantai induknya dengan 1 atom C dan jadikan cabang (metil).
c)     Tempatkan cabang itu mulai dari atom C nomor 2, kemudian ke nomor 3 dst, hingga semua kemungkinan habis.
d)     Selanjutnya, kurangi lagi rantai induknya. Kini 2 atom C dijadikan cabang, yaitu sebagai dimetil atau etil.
Pelajari Buku Paket 1B halaman 74-75!


Ø Keisomeran pada Alkena
Dapat berupa keisomeran struktur dan ruang.
a)     Keisomeran Struktur.
§  Keisomeran struktur pada alkena dapat terjadi karena perbedaan posisi ikatan rangkap atau karena perbedaan kerangka atom C.
§  Keisomeran mulai ditemukan pada butena yang mempunyai 3 isomer struktur.
§  Contoh yang lain yaitu alkena dengan 5 atom C.
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 77!

b)    Keisomeran Geometris.
Ø Keisomeran ruang pada alkena tergolong keisomeran geometris yaitu : karena perbedaan penempatan gugus-gugus di sekitar ikatan rangkap.
Contohnya :
o   Keisomeran pada 2-butena. Dikenal 2 jenis 2-butena yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena. Keduanya mempunyai struktur yang sama tetapi berbeda konfigurasi (orientasi gugus-gugus dalam ruang).
o   Pada cis-2-butena, kedua gugus metil terletak pada sisi yang sama dari ikatan rangkap; sebaliknya pada trans-2-butena, kedua gugus metil berseberangan.
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 77! (bagian bawah)
Ø Tidak semua senyawa yang mempunyai ikatan rangkap pada atom karbonnya (C=C) mempunyai keisomeran geometris. Senyawa itu akan mempunyai keisomeran geometris jika kedua atom C yang berikatan rangkap mengikat gugus-gugus yang berbeda.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 78!


Ø Keisomeran pada Alkuna
v Keisomeran pada alkuna tergolong keisomeran kerangka dan posisi.
v Pada alkuna tidak terdapat keisomeran geometris.
v Keisomeran mulai terdapat pada butuna yang mempunyai 2 isomer.
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 79!



SIFAT-SIFAT HIDROKARBON

Meliputi :
a)     Sifat-Sifat Fisis
(Belajar mandiri dari Buku Paket 1B halaman 80-82!)

b)    Sifat Kimia
Berkaitan dengan reaksi kimia.
1)     Reaksi-reaksi pada Alkana
Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang artinya afinitas kecil. Reaksi terpenting dari alkana adalah reaksi pembakaran, substitusi dan perengkahan (cracking).
Penjelasan :
a.     Pembakaran
o  Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO2 dan H2O (uap air), sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap air, atau jelaga (partikel karbon).
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 83! (bagian atas)

b.     Substitusi atau pergantian
·     Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya golongan halogen.
·     Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi.
·       Salah satu reaksi substitusi terpenting dari alkana adalah halogenasi yaitu penggantian atom H alkana dengan atom halogen, khususnya klorin (klorinasi).
·     Klorinasi dapat terjadi jika alkana direaksikan dengan klorin.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 83! (bagian bawah)



c.     Perengkahan atau cracking
§ Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potongan-potongan yang lebih pendek.
§ Perengkahan dapat terjadi bila alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi tanpa oksigen.
§  Reaksi ini juga dapat dipakai untuk membuat alkena dari alkana. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat gas hidrogen dari alkana.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 84!


2)     Reaksi-reaksi pada Alkena
o   Alkena lebih reaktif daripada alkana. Hal ini disebabkan karena adanya ikatan rangkap C=C.
o   Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut. Reaksi penting dari alkena meliputi : reaksi pembakaran, adisi dan polimerisasi.
Penjelasan :
a.     Pembakaran
§  Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak daripada alkana. Hal ini terjadi karena alkena mempunyai kadar C lebih tinggi daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut / memerlukan lebih banyak oksigen.
§ Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan uap air.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 84!

b.     Adisi (penambahan = penjenuhan)
o   Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi adisi yaitu reaksi penjenuhan ikatan rangkap.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 85! (bagian atas)

c.     Polimerisasi
·     Adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi molekul yang besar.
·     Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi disebut monomer, sedangkan hasilnya disebut polimer.
·     Polimerisasi alkena terjadi berdasarkan reaksi adisi.
·     Prosesnya sebagai berikut :
a)     Mula-mula ikatan rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan 2 elektron tidak berpasangan.
b)     Elektron-elektron yang tidak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antar gugus, sehingga membentuk rantai.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 85! (bagian bawah)







3)     Reaksi-reaksi pada Alkuna
o   Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena; untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna memerlukan pereaksi 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena.
Contoh :
Perhatikan Buku Paket 1B halaman 86!

o   Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena dan alkuna adalah reaksi adisi dengan H2, adisi dengan halogen (X2) dan adisi dengan asam halida (HX).

o   Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan alkuna berlaku aturan Markovnikov yaitu :
Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H yang berbeda, maka atom X akan terikat pada atom C yang sedikit mengikat atom H
Contoh :

Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H sama banyak, maka atom X akan terikat pada atom C yang mempunyai rantai C paling panjang
Contoh :