A. PERKEMBANGAN
SISTEM PERIODIK UNSUR
( Pelajari Buku Paket Kimia 1A halaman 58 sampai 87! )
1). Pengelompokan
atas dasar Logam dan Non Logam
v
Dikemukakan oleh Lavoisier
v
Pengelompokan ini masih sangat sederhana, sebab antara unsur-unsur logam
sendiri masih terdapat banyak perbedaan.
2). Hukum Triade
Dobereiner
Ø Dikemukakan oleh Johan Wolfgang Dobereiner (Jerman).
Ø Unsur-unsur dikelompokkan ke dalam kelompok tiga unsur
yang disebut Triade.
Ø Dasarnya : kemiripan sifat fisika dan kimia dari unsur-unsur
tersebut.
Jenis Triade :
- Triade Litium (Li), Natrium (Na) dan Kalium (K)
Unsur
|
Massa Atom
|
Wujud
|
Li
|
6,94
|
Padat
|
Na
|
22,99
|
Padat
|
K
|
39,10
|
Padat
|
Massa Atom Na (Ar Na) = = 23,02
- Triade Kalsium ( Ca ), Stronsium ( Sr ) dan Barium (
Ba )
- Triade Klor ( Cl ), Brom ( Br ) dan Iod ( I )
3). Hukum Oktaf Newlands
v Dikemukakan oleh John Newlands (Inggris).
v Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa
atom relatifnya (Ar).
v Unsur ke-8 memiliki sifat kimia mirip dengan unsur
pertama; unsur ke-9 memiliki sifat yang mirip dengan unsur ke-2 dst.
v
Sifat-sifat unsur
yang ditemukan berkala atau periodik setelah 8 unsur disebut Hukum Oktaf.
H
|
Li
|
Be
|
B
|
C
|
N
|
O
|
F
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
K
|
Ca
|
Cr
|
Ti
|
Mn
|
Fe
|
Berdasarkan Daftar Oktaf
Newlands di atas; unsur H, F dan Cl mempunyai kemiripan sifat.
4). Sistem Periodik Mendeleev (Sistem Periodik
Pendek)
ü Dua ahli kimia, Lothar Meyer (Jerman) dan Dmitri
Ivanovich Mendeleev (Rusia) berdasarkan pada prinsip dari Newlands, melakukan
penggolongan unsur.
ü Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat
kimia unsur sedangkan Mendeleev lebih mengutamakan kenaikan massa
atom.
ü Menurut Mendeleev : sifat-sifat unsur adalah
fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Artinya : jika
unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu
akan berulang secara periodik.
ü Unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat serupa ditempatkan
pada satu lajur tegak, disebut Golongan.
ü Sedangkan lajur horizontal, untuk unsur-unsur berdasarkan
pada kenaikan massa atom relatifnya dan disebut Periode.
5). Sistem Periodik Modern (Sistem Periodik
Panjang)
·
Dikemukakan oleh
Henry G Moseley, yang berpendapat bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi
periodik dari nomor atomnya.
·
Artinya : sifat dasar suatu unsur ditentukan oleh nomor atomnya bukan
oleh massa atom relatifnya (Ar).
B.
PERIODE DAN
GOLONGAN DALAM SPU MODERN
1). Periode
- Adalah
lajur-lajur horizontal pada tabel periodik.
- SPU Modern
terdiri atas 7 periode. Tiap-tiap periode menyatakan jumlah / banyaknya
kulit atom unsur-unsur yang menempati periode-periode tersebut.
|
- Jumlah unsur pada setiap periode :
Periode
|
Jumlah Unsur
|
Nomor Atom ( Z )
|
1
|
2
|
1 – 2
|
2
|
8
|
3 – 10
|
3
|
8
|
11 – 18
|
4
|
18
|
19 – 36
|
5
|
18
|
37 – 54
|
6
|
32
|
55 – 86
|
7
|
32
|
87 – 118
|
Catatan :
a)
Periode 1, 2 dan
3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur
b)
Periode 4 dan
seterusnya disebut periode panjang
c)
Periode 7 disebut
periode belum lengkap karena belum sampai ke golongan VIII A.
d)
Untuk mengetahui
nomor periode suatu unsur berdasarkan nomor atomnya, Anda hanya perlu
mengetahui nomor atom unsur yang memulai setiap periode
- Unsur-unsur
yang memiliki 1 kulit (kulit K saja) terletak pada periode 1 (baris 1),
unsur-unsur yang memiliki 2 kulit (kulit K dan L) terletak pada periode
ke-2 dst.
Contoh :
9F = 2 , 7 periode ke-2
12Mg = 2 , 8 , 2 periode ke-3
31Ga = 2 , 8 , 18 , 3 periode
ke-4
2). Golongan
ü Sistem periodik terdiri atas 18 kolom vertikal yang
disebut golongan
ü Ada 2 cara penamaan golongan :
a)
Sistem 8 golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8
golongan yaitu golongan utama
(golongan A) dan 8 golongan transisi
(golongan B).
b)
Sistem 18 golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 18
golongan yaitu golongan 1 sampai 18, dimulai dari kolom paling kiri.
ü Unsur-unsur yang mempunyai elektron valensi sama
ditempatkan pada golongan yang sama.
ü Untuk unsur-unsur
golongan A sesuai dengan letaknya dalam sistem periodik :
|
ü Unsur-unsur
golongan A mempunyai nama lain yaitu :
a.
Golongan IA = golongan Alkali
b.
Golongan IIA = golongan Alkali Tanah
c.
Golongan IIIA = golongan Boron
d.
Golongan IVA = golongan Karbon
e.
Golongan VA = golongan Nitrogen
f.
Golongan VIA = golongan Oksigen
g.
Golongan VIIA = golongan Halida / Halogen
h.
Golongan VIIIA = golongan Gas Mulia
C.
SIFAT-SIFAT
PERIODIK UNSUR
Meliputi :
1). Jari-Jari Atom
Ø Adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit
terluar.
Ø Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut.
Ø Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin
banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari
atomnya.
Jadi : dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari
atomnya semakin besar.
Ø Dalam satu periode
(dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti
semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap.
Akibatnya tarikan inti terhadap elektron terluar makin besar pula, sehingga
menyebabkan semakin kecilnya jari-jari atom.
Jadi : dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari
atomnya semakin kecil.
2). Jari-Jari Ion
v
Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
v
Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan
ion bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
3). Energi Ionisasi ( satuannya = kJ.mol-1 )
ü Adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud
gas untuk melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1
(kation).
ü Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka
akan diperlukan energi yang lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst.
EI 1 < EI 2
< EI 3 dst
ü Dalam satu
golongan (dari atas ke bawah), EI semakin kecil karena jari-jari atom
bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil.
Akibatnya elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan.
ü Dalam satu periode
(dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom
semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin
besar/kuat. Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan.
4). Afinitas
Elektron ( satuannya = kJ.mol-1 )
o Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom
netral dalam wujud gas apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion
negatif (anion).
Beberapa hal yang harus diperhatikan :
a)
Penyerapan
elektron ada yang disertai pelepasan energi maupun penyerapan energi.
b)
Jika penyerapan
elektron disertai pelepasan energi, maka harga afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda negatif.
c)
Jika penyerapan
elektron disertai penyerapan energi, maka harga afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda positif.
d)
Unsur yang
mempunyai harga afinitas elektron bertanda negatif, mempunyai daya tarik elektron yang lebih besar
daripada unsur yang mempunyai harga afinitas elektron bertanda positif.
Atau semakin negatif harga afinitas elektron suatu unsur, semakin
besar kecenderungan unsur tersebut untuk menarik elektron membentuk ion
negatif (anion).
o Semakin
negatif harga afinitas elektron, semakin mudah atom tersebut
menerima/menarik elektron dan semakin reaktif pula unsurnya.
o Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi
ionisasi.
o Dalam satu
golongan (dari atas ke bawah),
harga afinitas elektronnya semakin kecil.
o Dalam satu periode
(dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar.
o Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda
negatif, kecuali golongan IIA dan VIIIA.
o Afinitas
elektron terbesar dimiliki
golongan VIIA ( halogen ).
5). Keelektronegatifan
·
Adalah kemampuan
suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa (dalam
ikatannya).
·
Diukur dengan
menggunakan skala Pauling yang
besarnya antara 0,7
(keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan
F).
·
Unsur yang
mempunyai harga keelektronegatifan besar,
cenderung menerima elektron
dan akan membentuk ion negatif
(anion).
·
Unsur yang
mempunyai harga keelektronegatifan kecil,
cenderung melepaskan elektron
dan akan membentuk ion positif (kation).
·
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga
keelektronegatifan semakin kecil.
·
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga
keelektronegatifan semakin besar.
6). Sifat Logam dan Non Logam
o
Sifat logam dikaitkan dengan keelektropositifan, yaitu kecenderungan atom
untuk melepaskan elektron membentuk kation.
o
Sifat logam bergantung pada besarnya energi ionisasi ( EI ).
o
Makin besar harga EI, makin sulit bagi atom untuk melepaskan elektron dan
makin berkurang sifat logamnya.
o
Sifat non logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan atom
untuk menarik elektron.
o
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), sifat logam berkurang
sedangkan sifat non logam bertambah.
o
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), sifat logam bertambah
sedangkan sifat non logam berkurang.
o
Unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah dalam sistem periodik unsur,
sedangkan unsur non logam terletak pada bagian kanan-atas.
o
Unsur yang paling bersifat non logam adalah unsur-unsur yang
terletak pada golongan VIIA, bukan golongan VIIIA.
o
Unsur-unsur yang terletak pada daerah peralihan antara unsur logam dengan
non logam disebut unsur Metaloid ( = unsur
yang mempunyai sifat logam dan sekaligus non logam ). Misalnya : boron dan
silikon.
7). Kereaktifan
§
Kereaktifan bergantung pada kecenderungan unsur untuk melepas
atau menarik elektron.
§
Unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam
alkali).
§
Unsur non logam yang paling reaktif adalah golongan VIIA
(halogen).
§
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), mula-mula kereaktifan
menurun, kemudian semakin bertambah hingga golongan VIIA.
§
Golongan VIIIA merupakan unsur yang paling tidak reaktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar