Rabu, 05 Desember 2012

Sistem Periodik Unsur




PERKEMBANGAN TABEL PERIODIK

HUKUM TRIADE DOBEREINER
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner ( Jerman) mengemukakan bahwa:
1.      Massa atom relatif Strontium sangat dekat dengan massa rata-rata dari dua unsur lain yang mirip dengan strontium, yaitu Kalsium dan Barium.
2.      Beberapa kelompok unsur lain seperti itu. Karena itu, Dobereiner mengambil kesimpulan bahwa unsur-unsur dapat dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang disebutnya Triad

 HUKUM OKTAF NEWLANDS
Pada tahun 1866, John A.R Newlands seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris mengemukakan bahwa unsur-unsur yang disusun berdasarkan urutan kenaikan massa atomnya mempunyai sifat yang akan berulang tiap unsur kedelapan. Artinya, unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
Sifat keperiodikan unsur berdasarkan urutan kenaikan massa atom setiap kelipatan delapan dinamakan hukum oktaf. Saat itu, baru ditemukan 60 unsur. Gas mulia tidak termasuk dalam pengelompokan sistem oktaf karena belum ditemukan .
Beberapa unsur ditempatkan tidak urut sesuai massanya dan terdapat dua unsur yang ditempatkan di kolom yang sama karena kemiripan sifat.
3.      SISTEM PERIODIK MENDELEYEV
Pada tahun 1869, Dmitri Ivanovich Mendeleyev seorang ahli kimia berkebangsaan Rusia menyusun 65 unsur yang sudah dikenal pada waktu itu. Mendeleev mengurutkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom dan sifat kimianya.
Pada waktu yang sama, Julius Lothar Meyer membuat susunan unsur-unsur seperti yang dikernukakan oleh Mendeleyev. Hanya saja, Lothar Meyer menyusun unsur-unsur tersebut berdasarkan sifat fisiknya. Meskipun ada perbedaan, tetapi keduanya menghasilkan pengelompokan unsur yang sama.
Mendeleyev menyediakan kotak kosong untuk tempat unsur-unsur yang waktu itu belum ditemukan, seperti unsur dengan nomor massa 44, 68, 72, dan 100. Mendeleyev telah meramal sifat-sifat unsur tersebut dan ternyata ramalannya terbukti setelah unsur-unsur tersebut ditemukan. Susunan unsur-unsur berdasarkan hukum Mendeleev disempurnakan dan dinamakan sistem periodik Mendeleyev.
Sistem periodik Mendeleev terdiri atas golongan (unsur-unsur yang terletak dalam satu kolom) dan periode (unsur-unsur yang terletak dalam satu baris

PENGELOMPOKAN UNSUR BERDASARKAN SISTEM PERIODIK MODERN
Sistem periodik Mendeleyev dikemukakan sebelum penemuan teori struktur atom, yaitu partikel-partikel penyusun atom. Partikel penyusun inti atom yaitu proton dan neutron, sedangkan elektron mengitari inti atom. Setelah partikel-partikel penyusun atom ditemukan, ternyata ada beberapa unsur yang mempunyai jumlah partikel proton atau elektron sama, tetapi jumlah neutron berbeda. Unsur tersebut dikenal sebagai isotop. Jadi, terdapat atom yang mempunyai jumlah proton dan sifat kimia sama, tetapi massanya berbeda karena massa proton dan neutron menentukan massa atom.
Dengan demikian, sifat kimia tidak ditentukan oleh massa atom, tetapi ditentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jumlah proton digunakan sebagai nomor atom unsur dan unsur- unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom.
Ternyata, kenaikan nomor atom cenderung diikuti dengan kenaikan massa atomnya.
Keperiodikan sifat fisika dan kimia unsur disusun berdasarkan nomor atomnya. Pernyataan tersebut disimpulkan berdasarkan hasil percobaan Henry Moseley pada tahun 1913. Sistem periodik yang telah dikemukakan berdasarkan percobaan Henry Moseley merupakan sistem periodik modern dan masih digunakan hingga sekarang.
Sistem periodik unsur modern merupakan modifikasi dari sistem periodik Mendeleyev. Perubahan dan penyempumaan dilakukan terhadap sistern periodik Mendeleyev terutama setelah penemuan unsur-unsur gas mulia. Mendeleyev telah meletakan dasar-dasar yang memungkinkan untuk perkembangan sistem periodik unsur.
GOLONGAN DAN PERIODE UNSUR DALAM TABEL SISTEM PERIODIK UNSUR MODERN
Unsur-unsur dalam tabel sistem periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Karena sistem periodik yang disusun berbentuk panjang, maka tabel periodik yang sekarang ini disebut tabel periodik panjang. Terkadang disebut pula tabel periodik modern, dikarenakan disusun oleh konsep-konsep yang sudah modern.
Berbeda dengan tabel periodik Mendeleyev, karena berbentuk pendek, maka sering disebut sistem periodik pendek. Pada sistem periodik bentuk panjang, sifat unsurnya merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Hal ini berarti bahwa sifat unsur tergantung dari nomor atomnya.
Pada tabel periodik bentuk panjang, juga dikenal istilah periode dan golongan. Penyusunan unsur dengan arah mendatar ke kanan disebut periode, sedangkan penyusunan unsur dengan arah ke bawah disebut golongan. Tabel periodik bentuk panjang terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Adapun tampilan fisik tabel Sistem Periodik Modern, adalah sebagai berikut periode dibedakan menjadi periode pendek dan periode panjang, sedangkan golongan dibedakan menjadi golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Periode pendek mencakup periode 1 (terdiri dari 2 unsur), periode 2 (terdiri dari 8 unsur) dan periode 3 (terdiri dari 8 unsur). Sedangkan periode panjang mencakup periode 4 sampai dengan periode 7.
A.    Golongan
Golongan unsur pada sistem periodik unsur modern disusun berdasarkan jumlah elektron valensi (elektron yang terletak pada kulit terluar). Unsur dalam satu golongan mempunyai sifat yang cenderung sama dan ditempatkan dalam arah vertikal (kolom).Pada sistem periodik unsur modern, golongan dibagi menjadi 18 berdasarkan aturan IUPAC. Berdasarkan aturan Amerika, sistem periodik unsur modern dibagi dua golongan yaitu golongan A dan B. Jadi, golongan unsur dari kiri ke kanan ialah IA, IIA, 11113, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, 1113, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Umumnya, digunakan pembagian golongan menjadi A dan B.Golongan unsur pada sistem periodik unsur modern mempunyai nama khusus yaitu sebagai berikut :
B.     Periode
Periode unsur pada sistem periodik unsur modem disusun dalam arahhorisontal (baris) untuk menunjukkan kelompok unsur yang mempunyai jumlah kulit sama.
Sistem periodik bentuk panjang terdiri atas 7 periode sebagai berikut :
§  Periode 1 = periode sangat pendek berisi 2 unsur, yaitu H dan He
§  Periode 2 = periode pendek berisi 8 unsur
§  Periode 3 = periode pendek berisi 8 unsur
§  Periode 4 = periode panjang berisi 18 unsur
§  Periode 5 = periode panjang berisi 18 unsur
§  Periode 6 = periode sangat panjang berisi 32 unsur
§  Periode 7 = periode yang unsur-unsurnya belum lengkap berisi 30 unsur
Pada periode 6 termasuk periode sangat panjang, yaitu berisi 32 unsur.
Golongan IIIB periode 6 berisi 14 unsur dengan sifat mirip yang dinamakan golongan lantanida.
Begitu juga golongan IIIB periode 7 berisi 14 unsur dengan sifat mirip dinamakan golongan aktinida.
Unsur golongan aktinida dan lantanida biasanya dituliskan terpisah di bawah. Golongan lantanida dan aktinida disebut golongan transisi dalam.

PENETAPAN GOLONGAN DAN PERIODE
Golongan dan periode dapat ditentukan dengan cara menuliskan konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron adalah penataan elektron dalarn atom yang ditentukan berdasarkan jumlah elektron.
Pada konfigurasi elektron, jumlah elektron valensi menunjukkan nomor golongan, sedangkan jumlah kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar) menunjukkan periode.
Menentukan golongan dan Periode suatu unsur dalamsistemperiodik berdasarkan konfigurasi elektron nya
- elektron valensi menunjukkan golongan
- jumlah kulit menunjukkan periode:
Contoh :
1. Al (nomor atom = 13 ) memiliki konfigurasi elektron : 2 , 8, 3
maka Al terletak pada golongan III A ( dari eleketron valensinya ) , dan periode 3(3 kulit)
2.  Ca (nomoratom =20 ) memiliki konfigurasi elektron : 2, 8, 8, 2
maka Ca terletak pada golongan II A ( elektron valensi  2) , dan periode 4 ( 4 kulit )

KONTRIBUSI UNY UNTUK PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh : Dr. H. Rochmat Wahab, MA


Pendidikan Karakter akhir-akhir ini menjadi buah bibir banyak orang, terlebihlebih dalam masyarakat pendidikan. Wacana pendidikan karakter muncul secara terus bukan semata-mata di sebabkan oleh kebijakan Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2, melainkan lebih jauh disebabkan oleh adanya keprihatinan masyarakat Indonesia terhadap dekadensi moral yang tidak kunjung selesai, serta masih banyaknya kejadian konflik antar kelompok, suku bangsa, golongan, dan status sosial yang mengancam persataun dan kesatuan bangsa Indonesia. 

Di satu sisi, reformasi di Indonesia sudah berhasil mendorong demokratisasi dan gerakan transparansi, namun di sisi lain reformasi bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, dan budaya dalam batas tertentu masih belum mampu menunjukkan hasil yang menggembirakan. Di sekitar kita masih dijumpai cukup banyak perilaku warga Indonesia, baik secara personal maupun kolektif, bertentangan dengan misi reformasi, apakah itu berupa perilaku amoral, perilaku eksploitasi terhadap sesama, perilaku korupsi, dan perilaku konflik antar sesama. Masih banyak lagi perilaku yang tak terpuji yang pada akhirnya merugikan banyak orang dan banyak pihak.

Menyadari kenyataan yang demikian dirasakan penting sekali adanya
gerakan pendidikan karakter. Suatu usaha besar yang melibatkan semua pihak
untuk mengawal pendidikan karakter bagi seluruh warga Indonesia, terlebih
bagi individu yang masih tumbuh dan berkembang yang masih berada pada
masa transisi. Karena itu pendidikan karakter bukanlah semata-mata tanggung
jawab pemerintah, melainkan juga orangtua, institusi pendidikan, organisasi
agama, dan masyarakat.

Untuk memperkuat pentingnya pendidikan karakter, kita ingat akan sabda Rasulullah saw, yaitu : Innamaa bu’itstu liutammima makaarimal akhlaaq”, artinya Sesungguhnya aku dibangkitkan di bumi ini untuk menyempurnakan akhlaq”. Ini menegaskan bahwa betapa pentingnya akhlaq itu bagi kehidupan baik di mata manusia maupun Tuhan. Juga ditegaskan lagi Rasulullah, yaitu “hubbul wathan minal iimaan”, artinya cinta tanah air adalah sebagian daripada iman. Hal ini menegaskan bahwa setiap warga negara wajib menunjunjnung tinggi bangsa dan negaranya, tidak bersifat merusak apalagi menghacurkan. 

Atas dasar itulah UNY memiliki tekad yang besar untuk berpartisipasi aktif dalam mengawal pendidikan karakter untuk Indonesia. Ada beberapa alasan UNY ingin berkontribusi bagi pendidikan karakter di tanah tercinta ini. Pertama, UNY memiliki visi menghasilkan insan bernurani, mandiri, dan cendekia. Artinya bahwa UNY memandang pentingnya moralitas dan spiritualias dalam pembentukan lulusan. Jika seorang terdidik tidak bermoral, maka banyak pihak yang akan dirugikan. UNY sangat berkeinginan lulusannya justru memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain. Demikian juga UNY ingin menghasilkan lulusan yang cendekia dengan sifat utamanya memiliki tanggung jawab sosial (social responsibility), karenanya lulusan UNY harus memiliki rasa kebangsaan yang tinggi, bangga akan tanah airnya.

Kedua, UNY merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan yang memiliki core business bidang pendidikan. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha memanusiakan manusia, sehingga manusia itu berkepribadian, berkarakter, dan beradab. Karena lulusan UNY sebagian besarnya akan menjadi pendidik, maka UNY sangat berkewajiban menjadikan pendidikan karakter sebagai komponen utama dalam proses pendidikannya.

Ketiga, UNY menjadikan pendidikan karakter sebagai icon-nya. Karena itulah UNY memiliki keberanian moral untuk memberikan penghargaan akademik tertinggi Doktor Honoris Causa kepada Bapak Ary Ginanjar atas kemampuan akademik, perjuangan, dan setelah melalui pengkajian serius oleh
sejumlah ahlinya, sehingga tetap on the track

Setelah memperhatikan posisi UNY dalam mengahadapi gerakan pendidikan karakter, kiranya perlu diidentifikasi kontribusi UNY dalam mengawal implementasi pendidikan karakter. UNY telah melakukan pembinaan moral keagamaan dan pembinaan perilaku terpaji terhadap semua unsur, baik dosen, karyawan, terlebih-lebih mahasiswa. Pembinaan kerohanian bagi dosen dan karyawan dilakukan secara periodik, baik berlangsung di kampus maupun di luar kampus. Pembinaan keagamaan bagi mahasiswa dilakukan melalui program dan kegiatan turorial untuk melengkapi kegiatan kurikuler. Untuk internalisasi nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan juga diupayakan melalui kegiatan perkuliahan, terutama diawali dengan mata kuliah umum yang akan dilanjutkan dengan mata kuliah bidang studi. Di samping itu, diupayakan adanya kegiatan intensif melalui unit kegiatan kerohanian untuk setiap agama, Unit Kajian Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba, Resimen Mahasiswa, dan Pramuka.

Untuk mengimplementasikan pendidikan karakter tidaklah mudah karena ada minimal dua faktor penting, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, bahwa tidak semua individu itu memiliki kesiapan, kemampuan, dan kemauan untuk berperilaku baik, bahkan ada kecenderungan perbuatan merusak seringkali tampak dominan. Tidak semua dosen memiliki kemampuan dan penguasaan bidang agama, sehingga ada rasa takut untuk mengimplementasikan dalam proses pendidikan. Di samping itu masih adanya kecenderungan untuk agresif, kurang empati, dan akomodatif terhadap orang lain yang berbeda pendapat dan keinginan. Faktor eksternal, adanya budaya asing yang agresif untuk menkontaminasi budaya kita, terutama di era informasi yang sangat terbuka. Adanya lingkungan masyarakat yang tak peduli terhadap perilaku yang tercela di tengah-tengah masyarakat.

Setelah memperhatikan kondisi tersebut, maka dapat ditawarkan berbagai upaya untuk mengoptimalkan kontribusi UNY terhadap implementasi pendidikan karakter. Pertama, memantapkan komitmen semua unsur untuk mengedepan pentingnya pendidikan karakter, sehingga setiap individu dapat ikut andil dalam mengawal pendidikan karakter sesuai dengan kemampuannya. Kedua, mengupayakan setiap pimpinan di unit dan levelnya masing, bahkan termasuk di lingkungan mahasiswa untuk menjadi teladan dalam berperilaku yang santun. Ketiga, mengagendakan secara rutin forum pertemuan dan silaturahim antar individu atau institusi yang beragam, sehingga terbangun salaing menghormati, respek, dan menolong. Keempat, membangun gerakan berprilaku konstruktif dan bermanfaat bagi orang lain, kelompok lain atau institusi lain.

Akhirnya kami yakin bahwa semua unsur yang berada di komunitas UNY, baik mahasiswa, dosen, karyawan, maupun alumni, perlu terus mengedepankan kebersihan dan kesucian hati dalam mengemban amanah sesuai dengan posisinya masing-masing, sehingga kehadirannya dapat menunjukkan perilaku yang terpuji, perilaku yang adil, perilaku yang mendatangkan kedamaian, dan perilaku yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Dengan demikian UNY tidak hanya dapat mengawal pendidikan karakter, melainkan juga insya Allah mampu memberikan kepuasan seluruh civitas academikanya, bagi masyarakat luas dan bagi kemanusiaan. Semoga.

*Penulis adalah Rektor Universitas Negeri Yogyakarta

Sabtu, 01 Desember 2012

Kurikulum Baru, Kurikulum 2013


Sumber: Detik foto
Dalam waktu dekat,pemerintah Indonesia akan menerapkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.  Perubahan ini menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang sesuai zaman. Selain itu, sistem pendidikan di Indonesia juga harus selalu ikut menyesuaikan perubahan zaman.
“Mau tidak mau kita harus lakukan perubahan. Jika dibilang ganti menteri ganti kurikulum dan kebijakan, saya kira tidak masalah. Selama perubahan tersebut miliki rasionalitas yang kuat,” jelasnya saat ditemui usai melakukan sosialisasi mengenai Kurikulum 2013 di Ruang Sidang UNY, Sabtu (1/12/2012) sore.
Nuh juga menegaskan, arah perubahan kurikulum baru jelas untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal ini untuk meningkatkan pilar yang utama dalam menyongsong masa depan, yakni kreativitas, inovasi, dan produktif, serta semangat kebangsaan.
Kedepan basis perubahan kurikulum 2013 terdiri dari dua komponen besar, yakni pendidikan dan kebudayaan. Menurutnya kedua elemen tersebut harus menjadi landasan agar generasi muda dapat menjadi bangsa yang cerdas tetapi berpengetahuan dan berbudaya serta  mampu berkolaborasi maupun berkompetisi.
Perubahan, tegas Nuh, akan dilakukan diseluruh jenjang pendidikan.  Ditingkat dasar, misalnya, 10 matapelajaran yang selama ini didapatkan siswa akan dipadatkan menjadi enam matapejaran. Meski jumlah matapelajaran berkurang, jam belajar disekolah akan bertambah menjadi empat jam per pekan. Dijenjang tersebut, matapelajaran akan dilakukan secara holistic dan integratif.
Ditingkat SMP, pemberian pelajaran akan mempergunakan Tekonologi Informasi Komunikasi (TIK) didalam kelas. Nuh menyebutkan kebijakan ini memungkinkan pemakaian laptop didalam kelas oleh siswa. Dengan harapan, wawasan siswa dapat semakin terbuka. Pemadatan matapelajaran juga dilakukan ditingkat SMP, dari 12 matapelajaran menjadi 10 matapelajaran dan pertambahan jam pelajaran menjadi 6 jam per minggu.
Sementara ditingkat SMA, siswa mendapatkan matapelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Dari sistem pendidikan ini, pen jurusan dijenjang pendidikan SMA tidak dilakukan. Jumlah jam untuk siswa SMK hanya bertambah sekitar 2 jam per minggu.
Khusus di SMK, penyesuaian jenis keahlian akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar atau tren saat ini. Namun seluruh siswa SMK ditiap jurusan akan mendapatkan matapelajaran umum.
“Perubahan terbaru ialah UAN (Ujian Akhir Nasional) SMK tidak dikelas 3 tetapi kelas 2. Tujuannya saat kelas 3 siswa konsentrasi menimba ketrampilan dan ikut uji kompetensi,” papar dia.
Sumber: Solopos dan Kompas