Dari berbagai kegiatan tersebut ada beberapa hal menarik yang ga bisa dilupakan. Terutama pada saat pelaksanaan KKN dan PPL. Disana saya diterjunkan langsung di SMA Negeri 10 Yogyakarta dan diminta berKKN di masyarakat sekitar sekolah. Pada kegiatan KKN di Kelurahan Ngupasan, kelompok saya menyusun berbagai program pendukung. Salah satu kegiatan unggulan kami adalah penelitian terkait inisiasi kampung wisata yang hendak digalakan oleh Kampung Ngupasan.
Dalam penelitian, kami membagikan angket dan melakukan survei kepada masyarakat kampung Ngupasan. Dari kegiatan ini didapatkan data sehingga dapat dirumuskan jenis kampung wisata apa yang cocok untuk Kelurahan Ngupasan. Berikut ini artikelnya :).
Artikel Program Unggulan
INISIASI KAMPUNG WISATA NGUPASAN
A.
PENDAHULUAN
Kesejahteraan
sesuai yang diamanatkan Undang-Undang dasar adalah suatu hak dari warga Negara
Indonesia yang harus diwujudkan terutama oleh pemerintah. Sejak ditetapkannya
otonomi daerah, pusat tidak lagi menjadi satu-satunya sumber kebijakan terutama
dalam rangka mengembangkan daerah tersebut dan tentu saja akan bermuara pada
kesejahteraan masyarakat. Masing-masing daerah mengembangkan diri berdasarkan
karakteristik dan potensi masing-masing, hal ini berlaku tidak hanya untuk
pemerintahan provinsi, tetapi juga penmerintahan kabupaten, bahkan pemerintahan
desa atau kelurahan sekalipun. Salah satu program tingkat desa dan kelurahan
yang saat ini sedang digalakan ialah ‘Kampung Wisata’.
Yogyakarta
memiliki Malioboro yang merupakan pusat wisata yang dikelilingi berbagai situs
budaya yang sangat potensial dan telah dapat menarik wisatawan dari berbagai
Negara, tidak hanya dalam negeri saja. Keberadaan wisatawan ini merupakan peluang pasar bagi
daerah-daerah disekitar Malioboro. Beberapa daerah sudah menyadari hal ini dan
telah mengembangkan diri menjadi kampung wisata. Diantaranya adalah kampung
Ketandan yang merupakan kampung wisata bertemakan budaya Tionghoa.
Kelurahan
Ngupasan yang juga
merupakan salah satu wilayah lokasinya dekat dengan situs-situs budaya, Malioboro,
dirasa perlu untuk mengambil peluang pasar yang
ada. Kemudian muncul gagasan untuk mengembangkan kampung wisata di Kelurahan
Ngupasan.
Konsep
Kampung Wisata ialah pengembangan potensi wilayah dari, oleh, dan untuk
masyarakat wilayah tersebut dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan menarik wisatawan. Sehingga perlu dirumuskan jenis kampung wisata yang sesuai dengn
karakteristik dan potensi yang dimiliki daerah. Selain
itu, peran masyarakat dan program inisiasi kampung wisata ini sangatlah
penting. Pada
beberapa kasus, masyarakat enggan berperan karena ketidak tahuan akibat
minimnya informasi, sehingga merasa kurang dilibatkan dan menjadi apatis.
Penting bagi program inisisasi kampung wisata untuk menjamin pemahaman dan
tertampungnya aspirasi masyarakat dalam perencanaan kampung wisata di kelurahan
Ngupasan.
B.
PEMBAHASAN
Desa wisata biasanya
berupa kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus yang layak
untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki
tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung
seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah
kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, sumberdaya alam alam dan
lingkungan alam yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor penting
dari sebuah kawasan desa wisata.
Selain berbagai keunikan
tersebut, kawasan desa wisata juga dipersyaratkan memiliki berbagai fasilitas
untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan
memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata.
Fasilitas-fasilitas yang seyogyanya ada di suatu kawasan desa wisata antara
lain: sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan akomodasi. Khusus
untuk sarana akomodasi, desa wisata dapat menyediakan sarana penginapan berupa
pondok-pondok wisata (home stay) sehingga para pengunjung dapat merasakan
suasana pedesaan yang masih asli.
Kelurahan Ngupasan
merupakan daerah yang memiliki berbagai etnis, utamanya yakni Jawa dan
Tionghoa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tradisi dan budaya kurang
berkembang di Kelurahan Ngupasan mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai
pedagang, terutama makanan, baik itu oleh-oleh (makanan khas) maupun makanan sehari-hari. Perlu dirumuskan
jenis kampung wisata yang akan dapat mewadahi keberagaman keberadaan tersebut. Sehingga muncul 3 alternatif pilihan kampung
wisata untuk Kelurahan Ngupasan, yakni angkringan bergaya Tionghoa, sentra
makanan khas, dan kampung lampion.
Kegiatan
penelitian inisiasi kampung wisata ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
pada masyarakat Kelurahan Ngupasan untuk mengetahui sampai sejauh mana
pengetahuan masyarakatnya sendiri terkait program kampong wisata. Selain itu,
pelaksanaan kegiatan ini juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menampung
aspirasi masyarakat terkait pelaksanaan program kampong wisata oleh pemerintah
daerah.
Berdasarkan
data primer yang diperoleh dari hasil wawancara menggunakan kuesioner kepada
responden, diperoleh hasil sebagai berikut:
1.
Informasi mengenai
kampung wisata sudah cukup sampai pada masyarakat. Namun, jangkauannya masih
harus diperluas
lagi agar semua warga akan memiliki pemahaman dan pengetahuan yang sama
mengenai inisisai desa wisata tersebut.
2.
Tingkat persetujuan tinggi terhadap
innisisasi kampung wisata dari warga kelurahan ngupasan. Untuk sisanya yang
tidak memilih jawaban bisa disiasati dengan meningkatkan sosialisasi kampung
wisata dan manfaat yang akan diperoleh sehingga tidak adalagi keraguan dalam
diri warga untuk menyetujui adanya inisisai kampung wisata.
3.
Jenis kampung wisata yang paling banyak dipilih adalah sentra makanan khas.
Hal ini, bia dipahami karena memang sebagian besar warga ngupasan sudah
menggeluti bidang tersebut. Hanya saja, persaingan dibidang makanan khas bisa
dibilang cukup tinggi sehingga harus benar-benar dibuat konsep yang berbeda dan
baru jika dibandingkan dengan yang sudah ada. Adanya campuran budaya Tionghoa
pada masyarakat Ngupasan bisa menjadi peluang untuk memberi karakteristik
khusus pada kampung wisata yang akan diwujudkan.
4.
Masih sedikit warga
yang bersedia menyediakan fasilitas akomodasi. Sehingga penyelenggara nantinya
perlu mengadakan kerjasama dengan pihak luar. Atau bisa juga masyarakat secara
bersama sama menciptakan fasilitas akomodasi tersebut.
C.
PENUTUP
Program kampung wisata merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan kesejahteraan di Kelurahan Ngupasan. Untuk dapat
mewujudkan suatu desa wisata diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Tidak hanya warga Ngupasan dan pemerintah daerah
saja, namun institusi pendidikan seperti Universitas Negeri Yogayakarta, dapat ikut
memegang peranan penting. UNY dapat memberikan peluang dan masukan untuk
program kampung wisata ini. Dengan demikian, jika program ini berhasil akan
memberikan kebanggaan dan warna tersendiri bagi berdirinya Kampung Wisata
Ngupasan.
Laporan Penelitian Inisiasi Kampung Wisata Ngupasan dapat di download di sini